AKAN MENCINTAIKU JUGA. Karomah Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun
AKAN MENCINTAIKU JUGA, Karomah Al-Habib Abdulllahbin
Muhammad Baharun
Suatu hari aku mendatangi Abuya Al-Habib Abdullah bin
Muhammad Baharun. Aku dengannya membicarakan sesuatu masalah dan bercerita
tentang banyak hal.
Saat dipertengahan pembicaraan, aku menceritakan Abuya
Al-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Attas, selalu dan sepanjang menit yang aku
curhatkan pada beliau hanya tentang Abuya Alwi; saking aku merindu dan tak
ingin menceritakan sebagian ceritaku kepadanya selain beliau, Abuya Alwi bin Abdurrahman
Al-Attas.
Dipertengahan cerita, aku
mengadukan perasaanku yang tak bisa ku pendam
“Habib, ntah kenapa aku lebih mencintai Habib Alwi daripada
antum”
Lalu Abuya Al-Habib Abdullah tiba-tiba bertanya , “Apa kau
mencintaiku?”
Aku menjawab, “Tidak. Aku sungguh-sungguh mencintai Al-Habib
Alwi dari pertama kali ku melihatnya”
ceplosku begitu saja.
Beliau hanya tersenyum
“Suatu hari nanti kamu akan mencintaiku juga, Amalina”
Aku hanya merasa bersalah dengan mengatakan tidak. Sangat merasa
bersalah yang padahal beliau adalah Syekh yang sangat disayangi murid-muridnya.
Namun aku hanya merasa ini adalah hak ku untuk tidak membohongi diri sendiri.
Ntahlah, itu ucapan yang sangat spontan tanpa disengaja.
Setelah salam dan menunggu jemputan bis, aku hanya memandangnya
dari kejauhan. Aku berusaha mencitai Abuya Abdullah, namun sampai kini hatiku
masih muallaq di Abuya Alwi terlalu dalam. Lalu aku tak berbalik dari tepatku
sebelum menuju bis. aku melihatnya dari jauh tanpa sepengetahuan-nya yang sedang berbicara dengan salah satu
mahasiswi di ruangan pertemuan.
Lantas aku melihat suatu yang mengejutkan.
“Habib Alwi!” seruku dari kejauhan.
“Itu Habib Alwi!!!!”
“iya, itu habib Alwi.!.”
Sekali aku menyadari yang aku pandangi sedari tadi adalah
Habib Abdullah Baharun. Lalu kenapa bisa terjadi perubahan wujud yang begitu
menggelengkan? Aku terenyuh melihat Habib Alwi yang mewujudkan diri dan
menampakkannya melalui Habib Abdullah. Dan akupun menjadi diam seribu kata.
“Suatu hari nanti kamu akan mencitaiku juga, Amalina”
ingatku lagi.
Aku hanya menutup muka. Aku malu. Aku hanya tersenyum
tersipu-sipu atas kejadian ini pergi entah kemana.
Saat aku mengedipkan mata berkali-kali, ternyata Setelah
beberapa detik kemudian, wujud HAbib Alwi yang masuk ke wujud Hbb Abdullah Faat
( menghilang ). Dan yang kini ku lihat hanyalah raut wajah Habib Abdullah
Baharun yang sedari tadi membuatku tersipu.
Dan aku pulang menyimpan rasa cinta yang baru. Cinta dalam
dua wali dalam satu waktu yang
bersamaan. Alhabib Alwi bin Abdurrahan Al-Attas dan Habib Abdullah bin Muhammad
Baharun.