Muadzin Kecil
Disudut kota Mukalla terdengar ramai dan merdu. Semua
mengumandangkan adzan dengan lantunan terbaik untuk penduduk Hadramaut siang
ini. Semua bergegas pergi mendatangi
panggilan. Suara gemerick air, langkah kaki, simpuhan tahiyyatul masjid,sampai
gemaan suara menyelimuti seisi bumi.
Di sini, dilantai teratas Sakan Banat Al-Ahgaff terdengar suara yang paling indah, paling jauh
tuk didengar. Suaranya lembut mengalun-alun diudara. Adalah muadzin kecil
bersuara lantang yang dari tadi terdengar paling berbeda. Memukau siapa saja.
Diawal takbir, suaranya benar-benar menggema dari sudut
barat. Suara yang berlomba-lomba dengan muadzin lainnya yang menumandangkan
Syi’ar Keagunan Allah.
Saat ia melantunkan ‘ Asyhadu al laa ilaha illa Allah’ , ku rasa tubuhnya menggidik. Sanubarinya
terisi suatu yang begitu besar. Rasanya suara yang ia keluarkan masuk kedalam
jiwa yang lembut sampai embun-embun bening tinggal disudut kelopak.
Ketika ia melanjutkan‘Asyhadu anna Muhammadurrosuulullaah’,
muadzin kecil melepaskan nafas berat dari jantungnya. ‘Muhammad.
Muhammad. Muhammad’. Nama yang berat untuk disebut para perindu. Siapa saja
yang mendengar jadi merasuki irama yang benar-benar membuat bulu roma naik
karna muadzin kecil. Lantunan yang benar-benar jatuh dari hati terdalam sampai
air mata mungilnya jatuh bertubi-tubi. Titik-titik embun yang mengalir deras
menjadi sungai yang menganak pinak. Para pendengar jadi terenyuh dengan
sesenggukan muadzin kecil. Ada rasa yang menggayuh pelan dari kalbu syahadatnya
yang bening. Seperti yang keluar dari lisannya mawar-mawar indah yang
berjatuhan, air matanya umpama berlian yang turun bersama hujan dikala terang. Muadzin kecil telah memenangkan adzan. Namun
sesenggukannya tak bisa hilang karna hatinya terau luas untuk merindu baginda
Nabi. Diumur yang begitu kecil telah mengetuk hati-hati yang lalai. Jiwa-jiwa
yang gersang. Maka pantas pula syafaat Baginda dimiliki hati seperti muadzin
kecil yang lugu dengan cintanya.
Allahumma sholli wa
sallim ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad.
Amalina Yuda
kala 17 Oktober 2018