Pengisi Hati Penghafal Qur'an


  Wahai anakku. Apa yang kau rasakan saat itu?
Kau tahu?  Tujuh puluh ribu malaikat mengitari lantunan ayat-ayatmu.
Sejak awal kau baca ‘wadduha’ seakan-akan dunia ikut merasa apa yang Ummi rasa.
Usaha siang malammu. Doa dan sujudmu yang tak henti-henti menangis kesusahan menghapal kalam ilahi berbuah saat ini.

  Anakku. Kau tau?
Siang malam pula Abah Ummi mendoakan untukmu. Dhuha dan tahajjud kami sebut namamu tak henti-henti.
Bilamana kau tertatih-tatih dan mengkisahkan susahnya hafalamu, ummi dan Abah hanya bisa mengisi ruang batinmu untuk kuat menghapalkannya. Mengisi ruangmu dengan mengingat nikmat yang tak pernah berujung dari sisi dimensi, ruang dan waktu dariNya.

  Anakku, pengorbanan itu memang berat.
Siang malammu menjadi taruhan, waktu bermainmu telah kau ikhlaskan begitu pula jatah tidurmu jadi berkurang.

  Anakku sayang...  
Liahtlah hari ini hari bersejarah yang kau ukir dengan airmata. Surah ‘annas’ telah  kau baca tersendat-sendat karna tangismu yang tertahan dan sesenggukkan. Anakku,anakku. Nikmat Allah yang mana lagi kan kami dustakan? Seorang ibu mana lagi yang tak terharu melihat anaknya menghatamkan A-Quran didepan matanya sendiri? Abahmu merasakan hal yang sama anakku. Haru dan bangga menyelimuti hati kami berdua.
Doa khotmil ‘Quran yang abah lantunkan menjadi hujan bagi hati siapaun yang mendengar dan  mengaminkan. Seakan-akan air mata itu menganak sungai dari pipi-pipi bening hadirin. Igatkah kau anakku? saat selesai kau hatamkan, Ummi menjadi pelukan pertamamu waktu itu. Ummi pula yang mencium keningmu sambil memohon pada Allah agar hafalanmu ditetapkan di hati dan akalmu.

  Anakku, tugasmu masih panjang.
carilah tempat untuk mengisi batinmu dengan Al-Qur’an yang tlah kau hafalkan ini. Tambahlah mahabbahmu untuk semata mencari keredhaan Allah. Jangan lupa anakku... disisi lain kau punya tanggung jawab besar untuk menjadi apa yang tlah kau hapal.
Isi hatimu dengan tawadhu, anakku. Gunakkan lisanmu untuk slalu membaca, berzikir pada Allah. Amalkanlah apa yang Allah redha denganmu dan jauhi apa yangmembuat Allah tak suka dengan sesuatu itu.

  Anakku sayang...
Amanahmu nanti akan berbuah lagi dikehidupan yang abadi. Bila pintu syurga para penghafal Qur’an telah terbuka, gandeng Ummi Abahmu ya nak. Gandeng suamimu yang telah membimbingmu dan rela menjadi teman lahir batinmu bersama Ayat-ayatNya.
 
  Anakku sayang...
Ummi tak akan meminta hal banyak padamu melainkan akhir hidupmu yang baik dan mulia.
Ingatlah anakku, kasih sayang Allah teramat luas. Bila semangat dan ijtihadmu melemah, mintalah kekuatan dan pertolongan Allah. Allah tak akan pernah membiarkan hambaNya yang lemah papa mengadu dihadapanNya. Dan bersabarlah anakku... karna setelah ini malaikat akan tersenym sambil mengatakan:
“salaamun ‘alaikum bimaa Shobartum Fani’ma ukbaddaar”
Salam sejahtera bagimu atas kesabaranmu. Maka, inilah kenikmatan yang Allah janjikan.




Amalina Yuda Permata,
Pondok Pesantren Madinah Al-Munawwaroh
Markaz Tahfidz Nasional                                                                                                      
Srondol Wetan,Semarang, Indonesia






Postingan Populer